Analisis Pendapatan Nasional untuk
Perekonomian Tertutup Sederhana dan Pertumbuhan Ekonomi
Alat ukur keberhasilan perekonomian suatu Negara adalah adanya
peningkatan pendapatan Negara tersebut.Alat ukur yang digunakan saat ini untuk
menghitung jumlah kuantitatif pendapatan suatu Negara adalah Produk Nasional
Bruto / Gross National Poduct (GDP).GDP sendiri lebih ditujukan untuk mengukur
angka kemakmuran material masyarakat. Karena menurut Adam Smith, kemakmuran
suatu bangsa bukanlah diukur dari banyaknya logam mulia/jumlah kekayaan
yang dimiliki suatu Negara, tapi jumlah barang dan jasa yang dihasilkan
masyarakat dari Negara tersebut.
1. Analisis Pendapatan Nasional Dengan
Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor
Pendapatan
Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor adalah Produk
Nasional Neto dikurangi pajak tak langsung ditambah subsidi . Jumlah inilah
yang diterima faktor produksi yang dimiliki penduduk suatu negara. Pendapatan
Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor merupakan
penjumlahan dari lima hal , yaitu
a. Upah atau gaji yang diterima buruh atau karyawan
b. Pendapatan dari seseorang yang melakukan bisnis individu (bukan perusahaan)
c. Keuntungan perusahaan
d. Pendapatan bunga selisih dari perusahaan
e. Pendapatan sewa
a. Upah atau gaji yang diterima buruh atau karyawan
b. Pendapatan dari seseorang yang melakukan bisnis individu (bukan perusahaan)
c. Keuntungan perusahaan
d. Pendapatan bunga selisih dari perusahaan
e. Pendapatan sewa
2. Model Anlalisis dengan Variabel Investasi dan Tabungan
Model Analisis
dengan variabel investasi tabungan adalah pengeluaran yang akan digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa yang lebih banyak lagi , atau dengan kata lain
merupakan pengeluaran yang ditambahkan kepada komponen-komponen barang modal .
Tujuan dari
pelaksanaan model analisis dengan variabel investasi tabungan ini adalah
mencari keuntungan di kemudian hari melalui pengoperasiaan mesin dan pabrik .
Analisis keuangan pemerintah biasanya mencakup 4 aspek sebagai berikut, yaitu :
§
Operasi keuangan pemerintah
dalam hubungan dengan defisit / surplus anggaran dan sumber-sumber
pembiayaannya.
§
Dampak operasi keuangan
pemerintah terhadap kegiatan sektor riil melalui pengaruhnya terhadap
Pengeluaran Konsumsi dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)
pemerintah.
§
Dampak rupiah operasi keuangan
pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap ekspansi bersih
pada jumlah uang yang beredar.
§
Dampak Valuta Asing operasi
keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap aliran
devisa masuk bersih.
Faktor – faktor
yang mempengaruhi besar investasi anatara lain:
§
Tingkat bunga. Kenaikan tingkat
bunga akan mempengaruhi keinginan untuk berinvestasi, dan sebaliknya.
§
Jumlah permintaan. Semakin
besar jumlah permintaan konsumen terhadap barang dan jasa, keinginan untuk
melakukan investasi juga semakin besar.
§
Perkembangan teknologi.
Kemajuan teknologi juga akan meningkatkan keinginan untuk berinvestasi, karena
teknologi yang maju akan mengurangi biaya produksi dan meningkatkan jumlah
keuntungan.
3. Angka
Pengganda
Angka pengganda
atau multiplier adalah hubungan kausal antara variabel tertentu dengan variabel
pendapatan nasional. Jika angka pengganda tersebut memepunyai angka yang
tinggi, maka dengan perubahanyang terjadi pada variabel tersebut akan memengaruhi
angka terhadap tingkat pendapatan nasional yang besar juga, dan sebaliknya.
Perubahan pendapatan anasional itu ditunjukan oleh suatu anagka pelipat yang
disebut dengan koefisien multiplier.
Proses multiplier
adalah adanya perubahan pada variabel investasi menyababkan pengeluaran agregat
menjadi berubah. Namun dari keseombangan pendapatan nasional tidak sebesar
pertambahan investasi tersebut.
Contoh:
Dimisalkan (dalam
milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) =
10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan
investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang =
Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang
= 120 + 8 = 128 milyar rupiah
4. Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi Inflasi
dan Pengangguran
Jumlah orang yang
menganggur adalah jumlah orang di negara yang tidak memiliki pekerjaan dan yang
tersedia untuk bekerja pada tingkat upah pasar saat ini. Ini dengan mudah dapat
diubah menjadi persentase dengan mengaitkan jumlah pengangguran, dengan jumlah
orang dalam angkatan kerja.
Inflasi adalah
kenaikan harga secara umum selama 12 bulan. Ini diukur dengan mengambil
rata-rata tertimbang semua produk konsumen (tertimbang pada frquency pembelian)
dan menganalisis tren harga keseluruhan. Hal ini sering disebut Indeks Harga
Konsumen (CPI) atau Harmonised Indeks Harga Konsumen (HICP). Hal ini
menunjukkan berapa banyak, sebagai persentase, tingkat harga umum dari semua
barang-barang konsumsi telah berubah sepanjang tahun.
Ada tiga jenis
inflasi yaitu:
1. Inflasi tarikan permintaan (demand-pull
inflation)
2. Inflasi desakan biaya (cost-push inflation)
3. Inflasi karena pengaruh impor (imported
inflation).
Tingkat inflasi
yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik
buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang
perekonomiannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4
persen per tahun.
Tingkat inflasi
yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah.
Selanjutnya tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan
inflasi yang tinggi.
Didasarkan pada
fakta itulah A.W. Phillips mengamati hubungan antara tingkat inflasi dan
tingkat pengangguran. Dari hasil pengamatannya, ternyata ada hubungan yang erat
antara inflasi dengan tingkat pengangguran, dalam arti jika inflasi tinggi,
maka pengangguran akan rendah. Hasil pengamatan Phillips ini dikenal dengan
kurva Phillip.
Kurva Philip
Masalah utama dan
mendasar dalam ketenagakerjaan di Indonesia adalah masalah upah yang rendah dan
tingkat pengangguran yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena, pertambahan
tenaga kerja baru jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan
kerja yang dapat disediakan setiap tahunnya.
Pertumbuhan tenaga
kerja yang lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja
menimbulkan pengangguran yang tinggi. Pengangguran merupakan salah satu masalah
utama dalam jangka pendek yang selalu dihadapi setiap negara. Karena itu,
setiap perekonomian dan negara pasti menghadapi masalah pengangguran, yaitu
pengangguran alamiah (natural rate of unemployment).
Untuk
menggambarkan kurva Phillips di Indonesia digunakan data tingkat inflasi
tahunan dan tingkat pengangguran yang ada. Data digunakan adalah data dari
tahun 1980 hingga tahun 2005. Berdasarkan hasil pengamatan dengan data yang
ada, maka kurva Phillips untuk Indonesia terlihat seperti gambar berikut :
Kurva Phillips untuk Indonesia
A.W. Phillips
menggambarkan bagaimana sebaran hubungan antara inflasi dengan tingkat
pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan dari
adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya permintaan agre-gat, maka
sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan naik maka harga akan naik.
Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut
produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja
(tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang dapat meningkatkan output). Akibat
dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya harga-harga
(inflasi) maka, pengangguran berkurang.
Menggunakan
pendekatan A.W.Phillips dengan menghubungkan antara pengangguran dengan tingkat
inflasi untuk kasus Indonesia kurang tepat. Hal ini didasarkan pada hasil
analisis tingkat pengangguran dan inflasi di Indonesia dari tahun 1980 hingga
2005, ternyata secara statistik maupun grafis tidak ada pengaruh yang
signifikan antara inflasi dengan tingkat pengangguran.
Contoh kasus yang sedang terjadi:
Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dijadwalkan membuka Peringatan Gerakan Kewirausahaan Nasional
2012 yang digelar di Gedung Smesco, Jakarta, Kamis (8/3/2012).Peringatan
gerakan yang digelar setiap tahun ini bertema “Kewirausahaan untuk Semua”.
Pada kesempatan
ini, Presiden, antara lain didampingi Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan.
Turut hadir pada peringatan tersebut adalah para pelaku kewirausahaan di tanah
air.
Sebelumnya, Selasa
(6/3/2012), Syarief mengatakan, ada 4 juta rakyat Indonesia yang berprofesi
sebagai wirausaha. Pemerintah, sambung Syarief, terus mendorong anak-anak muda
untuk menjadi pengusaha pemula.”Kita dampingi, kita bantu pembiayaannya. Bisa
lewat KUR (kredit usaha rakyat), dana bantuan sosial, dan dana bergulir,” kata
Syarief.
Sementara itu,
Presiden, pada peringatan serupa tahun 2011, mendorong para wirausaha muda
untuk kreatif, berani mengambil risiko, dan melakukan terobosan.”Mari kita
kembangkan terus kewirausahaan ini,” kata Presiden.
http://disclamaboy.wordpress.com/2012/03/08/analisis-pendapatan-nasional-untuk-perekonomian-tertutup-sederhana-dan-pertumbuhan-ekonomi/
http://sugiartha26.wordpress.com/2012/07/05/analisis-pendapatan-nasional-untuk-perekonomian-tertutup-sederhana-dan-pertumbuhan-ekonomi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar